Minggu, 02 Mei 2010

Ego Bunuh Diri karena Perasaan

Seperti yang bersama kita tahu, bahwa banyak orang melakukan ancaman, pemberian beban batin sekarang lebih "in" dari pada harus mengotori tangan sendiri untuk menghilangkan nyawa seseorang. Bagi orang yang memiliki mental dan resistensi terhadap tekanan batin rendah, bukan hal yang mustahil jika seseorang melakukan bunuh diri.

Kita bisa melihat banyaknya remaja yang bunuh diri karena korban perasaan atau rasa malu yang dideritanya. Disini saya coba mejabarkan perasaan yang mungkin keluar dari seseorang berkaitan dengan kematangan mental dan tekanan mental yang diderita subjek.
Bunuh diri karena perasaan/cinta banyak yang menyebut itu hal yang terbodoh yang pernah dilakukan seseorang dalam hidup nya. I mean "halo masih banyak cowo or cewe diluar sana" or "Masih banyak yang bisa lw lakuin tanpa harus tanpa nya (pacar, orang tua, atau orang2 yang disayang). Seperti yang saya katakan diatas tadi. Resistensi mental rendah serta dukungan orang sekitar yang minim terhadap masalah yang berat bisa menjadi penyebab utama.

Coba kita melenceng dari topik untuk menjelaskan tentang yang namanya "Bunuh Diri Berbantuan" ( Assissted suicide). Dimana petugas kesehatan atau orang lain membantu seseorang mendapatkan kematian. Seperti meresepkan atau memberikan gas beracun. Memang disebagian negara hal ini merupakan hal yang ilegal, walau masih jadi bahan perdebatan publik. Prinsip dari Bunuh Diri Berbantuan sama dengan penerimaan akan dibunuh oleh orang lain ( euthansia aktif sukarela ) misalnya, pasien meminta dan menerima suntikan mati karena penyakit yang parah dan ia memilih mati dari pada harus menanggung rasa sakit yang dimana kematian lebih menyenangkan dari pada harus menanggung rasa sakit sepanjang hidupnya.

Nah hal tersebut mirip dengan seseorang yang bunuh diri karena perasaan atau tekanan batin yang kuat. Rumus bunuh diri versi saya mungkin seperti ini:
Tekanan batin yang BERAT atau KUAT + Kemampuan resistensi akan mental yang RENDAH + tidak adanya dukungan atau dorongan penguat dari orang sekitar ( support akan masalah yang sedang dihadapi ). :D

Yak hampir mirip dengan prinsip orang yang menerima suntikan mati tadi, hanya saja ini bukan terhadap fisik melainkan batin. Mungkin Anda masih belum bisa menerimanya dan mungkin Anda masih berpendapat bahwa hal seperti itu, adalah hal yang terbodoh dan jika orang berhasil tidak melakukan bunuh diri karena cinta (kasus berat) memang itu lah yang seharusnya ia lakukan. Tapi menurut saya pribadi orang yang bisa melewati fase itu adalah orang yang hebat. Dosen saya pernah berkata bahwa jangan pernah meremehkan masalah orang lain, karena hal yang orang lain anggap berat memang tidak selalu berat bagi kita dan sebaliknya.

Jadi akan lebih bijak jika kita tidak berkata " Dasar Be*o gara-gara masalah gitu aj dah bunuh diri ". Mengapa? karena kita bukan dia, karena kita tidak mengerti beratnya masalah yang dia derita, karena kita tidak mengerti rasa sakit yang dia derita yang mungkin menurutnya kematian rasanya lebih menyenangkan dari pada menahan sakit seperti ini.

Saya pernah menemui orang yang menurut saya hebat. Namanya "X" seseorang yang teramat sayang terhadap kekasihnya, dan begitupun sebaliknya. Mereka menjalin hubungan lebih dari 2 tahun dan rasa sayang tersebut tak berkurang justru makin memper-erat hubungan diantara mereka. Tapi suatu hari salah satu diantara mereka meninggal karena sakit.
Akan sulit memang jika tidak merasakan langsung perasaan tersebut, tapi percaya deh klo rasa sakit yang diderita sama rasanya kaya orang yang lagi sekarat, karena ada perbedaan besar antara sayang dengan keluarga dengan sayang yang tulus sama seseorang. Dan pasti akan menimbulkan dampak yang berbeda walau sama2 ditinggal seseorang yang disayang.

Kesimpulan:
  • Bersyukur jika Anda ditinggal selingkuh pacar. Karena rasa sayang yang ada akan hilang atau min berkurang. Tapi akan beda cerita disaat Anda tulus sayang sama seseorang tapi ditinggal mati.
  • Jangan pernah menganggap masalah orng lain remeh, karena kita tidak tahu resistensi setiap orang terhadap masalah tekanan batin.
  • Lebih bijak jika kita berkata " Kasian masih muda" dr pd " dasar be*o dah bunuh diri" :P
  • Bukan maksud membela pelaku bunuh diri. Hanya mengajak Anda2 semua menelusuri perasaan yang mungkin terjadi saat orang memutuskan untuk bunuh diri sehingga akan lebih bijak dalam memandang masalah orang lain.
  • Dan yang pasti selalu bersyukur jika Anda masih memiliki keluarga dan teman yang siap men-Support Anda disaat Anda punya masalah.
  • Dan yang terakhir buat orang yang punya niat bunuh diri. Jangan dilakukan yah mas atau mba. Karena percaya deh banyak diluar sana orang yang berjuang melawan penyakit mereka karena masih ingin melihat anggota keluarganya, mengejar mimpi, dll. Dan percaya bahwa setiap maslah pasti ada jalan keluarnya.
Semoga membantu. ^^

Sumber: Diane E. Papalia, Sally Wendkos Old, Ruth Duskin Feldman, 2008, Human development edisi kesembilan.

1 komentar: